Selasa, 20 Juli 2010

Atlantis ternyata indonesia


tahun 2005 kemarin si ilmuan dari brazil telah mengemukakan penelitianya selama 30 tahun yang menyebutkan bahwa Atlantis yang dulu merupakan benua yang terkenal dengan kemajuan teknologi dan kebudayaannya yang sebelumnya di perkirakan ada daerah samudra atlantik ternyata salah. penelitian dari Prof. Arysio Nunes Dos Santos telah membuka sejarah baru yang mengatakan ternyata indonesia lah yang keturunan dari benua atlantis tersebut. berikut ulasan singkat yang ku ambil dari blog sebelah..

Sebelumnya saya pernah menceritakan perdaban atlantis disini, dan sekarang saya mau melengkapinya kembali dengan posting sekarang, silahkan disimak deh... Prof. Arysio Nunes Dos Santos menerbitkan buku yang menggemparkan : “Atlantis The Lost Continents Finally Found”. Dimana ditemukannya ? Secara tegas dinyatakannya bahwa lokasi Atlantis yang hilang sejak kira-kira 11.600 tahun yang lalu itu adalah di Indonesia (?!). Selama ini, benua yang diceritakan Plato 2.500 tahun yang lalu itu adalah benua yang dihuni oleh bangsa Atlantis yang memiliki peradaban yang sangat tinggi dengan alamnya yang sangat kaya, yang kemudian hilang tenggelam ke dasar laut oleh bencana banjir dan gempa bumi sebagai hukuman dari yang Kuasa. Kisah Atlantis ini dibahas dari masa ke masa, dan upaya penelusuran terus pula dilakukan guna menemukan sisa-sisa peradaban tinggi yang telah dicapai oleh bangsa Atlantis itu.

Pencarian dilakukan di Samudera Atlantik, Laut Tengah, Karibia, sampai ke kutub Utara. Pencarian ini sama sekali tidak ada hasilnya, sehingga sebagian orang beranggapan bahwa yang diceritakan Plato itu hanyalah negeri dongeng semata. Profesor Santos yang ahli Fisika Nuklir ini menyatakan bahwa Atlantis tidak pernah ditemukan karena dicari di tempat yang salah. Lokasi yang benar secara menyakinkan adalah Indonesia, katanya..

Prof. Santos mengatakan bahwa dia sudah meneliti kemungkinan lokasi Atlantis selama 29 tahun terakhir ini. Ilmu yang digunakan Santos dalam menelusur lokasi Atlantis ini adalah ilmu Geologi, Astronomi, Paleontologi, Archeologi, Linguistik, Ethnologi, dan Comparative Mythology. Buku Santos sewaktu ditanyakan ke ‘Amazon.com’ seminggu yang lalu ternyata habis tidak bersisa. Bukunya ini terlink ke 400 buah sites di Internet, dan websitenya sendiri menurut Santos selama ini telah dikunjungi sebanyak 2.500.000 visitors. Ini adalah iklan gratis untuk mengenalkan Indonesia secara efektif ke dunia luar, yang tidak memerlukan dana 1 sen pun dari Pemerintah RI.

Plato pernah menulis tentang Atlantis pada masa dimana Yunani masih menjadi pusat kebudayaan Dunia Barat (Western World). Sampai saat ini belum dapat dideteksi apakah sang ahli falsafah ini hanya menceritakan sebuah mitos, moral fable, science fiction, ataukah sebenarnya dia menceritakan sebuah kisah sejarah. Ataukah pula dia menjelaskan sebuah fakta secara jujur bahwa Atlantis adalah sebuah realitas absolut ?

Plato bercerita bahwa Atlantis adalah sebuah negara makmur dengan emas, batuan mulia, dan ‘mother of all civilazation’ dengan kerajaan berukuran benua yang menguasai pelayaran, perdagangan, menguasai ilmu metalurgi, memiliki jaringan irigasi, dengan kehidupan berkesenian, tarian, teater, musik, dan olahraga.


Warga Atlantis yang semula merupakan orang-orang terhormat dan kaya, kemudian berubah menjadi ambisius. Yang kuasa kemudian menghukum mereka dengan mendatangkan banjir, letusan gunung berapi, dan gempa bumi yang sedemikian dahsyatnya sehingga menenggelamkan seluruh benua itu.


Kisah-kisah sejenis atau mirip kisah Atlantis ini yang berakhir dengan bencana banjir dan gempa bumi, ternyata juga ditemui dalam kisah-kisah sakral tradisional di berbagai bagian dunia, yang diceritakan dalam bahasa setempat. Menurut Santos, ukuran waktu yang diberikan Plato 11.600 tahun BP (Before Present), secara tepat bersamaan dengan berakhirnya Zaman Es Pleistocene, yang juga menimbulkan bencana banjir dan gempa yang sangat hebat.

Bencana ini menyebabkan punahnya 70% dari species mamalia yang hidup saat itu, termasuk kemungkinan juga dua species manusia : Neandertal dan Cro-Magnon.
Sebelum terjadinya bencana banjir itu, pulau Sumatera, pulau Jawa, Kalimantan dan Nusa Tenggara masih menyatu dengan semenanjung Malaysia dan benua Asia.


Posisi Indonesia terletak pada 3 lempeng tektonis yang saling menekan, yang menimbulkan sederetan gunung berapi mulai dari Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, dan terus ke Utara sampai ke Filipina yang merupakan bagian dari ‘Ring of Fire’.


Gunung utama yang disebutkan oleh Santos, yang memegang peranan penting dalam bencana ini adalah Gunung Krakatau dan ‘sebuah gunung lain’ (kemungkinan Gunung Toba). Gunung lain yang disebut-sebut (dalam kaitannya dengan kisah-kisah mytologi adalah Gunung Semeru, Gunung Agung, dan Gunung Rinjani.


Bencana alam beruntun ini menurut Santos dimulai dengan ledakan dahsyat gunung Krakatau, yang memusnahkan seluruh gunung itu sendiri, dan membentuk sebuah kaldera besar yaitu selat Sunda yang jadinya memisahkan pulau Sumatera dan Jawa.
Letusan ini menimbulkan tsunami dengan gelombang laut yang sangat tinggi, yang kemudian menutupi dataran-dataran rendah diantara Sumatera dengan Semenanjung Malaysia, diantara Jawa dan Kalimantan, dan antara Sumatera dan Kalimantan. Abu hasil letusan gunung Krakatau yang berupa ‘fly-ash’ naik tinggi ke udara dan ditiup angin ke seluruh bagian dunia yang pada masa itu sebagian besar masih ditutup es (Zaman Es Pleistocene) .
Abu ini kemudian turun dan menutupi lapisan es. Akibat adanya lapisan abu, es kemudian mencair sebagai akibat panas matahari yang diserap oleh lapisan abu tersebut.
Gletser di kutub Utara dan Eropah kemudian meleleh dan mengalir ke seluruh bagian bumi yang rendah, termasuk Indonesia. Banjir akibat tsunami dan lelehan es inilah yang menyebabkan air laut naik sekitar 130 meter diatas dataran rendah Indonesia. Dataran rendah di Indonesia tenggelam dibawah muka laut, dan yang tinggal adalah dataran tinggi dan puncak-puncak gunung berapi.

Tekanan air yang besar ini menimbulkan tarikan dan tekanan yang hebat pada lempeng-lempeng benua, yang selanjutnya menimbulkan letusan-letusan gunung berapi selanjutnya dan gempa bumi yang dahsyat. Akibatnya adalah berakhirnya Zaman Es Pleitocene secara dramatis.

Dalam bukunya Plato menyebutkan bahwa Atlantis adalah negara makmur yang bermandi matahari sepanjang waktu. Padahal zaman pada waktu itu adalah Zaman Es, dimana temperatur bumi secara menyeluruh adalah kira-kira 15 derajat Celcius lebih dingin dari sekarang.


Lokasi yang bermandi sinar matahari pada waktu itu hanyalah Indonesia yang memang terletak di katulistiwa.



Plato juga menyebutkan bahwa luas benua Atlantis yang hilang itu “….lebih besar dari Lybia (Afrika Utara) dan Asia Kecil digabung jadi satu…”. Luas ini persis sama dengan luas kawasan Indonesia ditambah dengan luas Laut China Selatan.

Menurut Profesor Santos, para ahli yang umumnya berasal dari Barat, berkeyakinan teguh bahwa peradaban manusia berasal dari dunia mereka. Tapi realitas menunjukkan bahwa Atlantis berada di bawah perairan Indonesia dan bukan di tempat lain.
Walau dikisahkan dalam bahasa mereka masing-masing, ternyata istilah-istilah yang digunakan banyak yang merujuk ke hal atau kejadian yang sama.
Santos menyimpulkan bahwa penduduk Atlantis terdiri dari beberapa suku/etnis, dimana 2 buah suku terbesar adalah Aryan dan Dravidas.

Semua suku bangsa ini sebelumya berasal dari Afrika 3 juta tahun yang lalu, yang kemudian menyebar ke seluruh Eurasia dan ke Timur sampai Auatralia lebih kurang 1 juta tahun yang lalu. Di Indonesia mereka menemukan kondisi alam yang ideal untuk berkembang, yang menumbuhkan pengetahuan tentang pertanian serta peradaban secara menyeluruh. Ini terjadi pada zaman Pleistocene.

Pada Zaman Es itu, Atlantis adalah surga tropis dengan padang-padang yang indah, gunung, batu-batu mulia, metal berbagai jenis, parfum, sungai, danau, saluran irigasi, pertanian yang sangat produktif, istana emas dengan dinding-dinding perak, gajah, dan bermacam hewan liar lainnya. Menurut Santos, hanya Indonesialah yang sekaya ini (!). Ketika bencana yang diceritakan diatas terjadi, dimana air laut naik setinggi kira-kira 130 meter, penduduk Atlantis yang selamat terpaksa keluar dan pindah ke India, Asia Tenggara, China, Polynesia, dan Amerika.

Suku Aryan yang bermigrasi ke India mula-mula pindah dan menetap di lembah Indus. . Karena glacier Himalaya juga mencair dan menimbulkan banjir di lembah Indus, mereka bermigrasi lebih lanjut ke Mesir, Mesopotamia, Palestin, Afrika Utara, dan Asia Utara.
Di tempat-tempat baru ini mereka kemudian berupaya mengembangkan kembali budaya Atlantis yang merupakan akar budaya mereka.

Catatan terbaik dari tenggelamnya benua Atlantis ini dicatat di India melalui tradisi-tradisi cuci di daerah seperti Lanka, Kumari Kandan, Tripura, dan lain-lain. Mereka adalah pewaris dari budaya yang tenggelam tersebut.

Suku Dravidas yang berkulit lebih gelap tetap tinggal di Indonesia. Migrasi besar-besaran ini dapat menjelaskan timbulnya secara tiba-tiba atau seketika teknologi maju seperti pertanian, pengolahan batu mulia, metalurgi, agama, dan diatas semuanya adalah bahasa dan abjad di seluruh dunia selama masa yang disebut Neolithic Revolution.
Bahasa-bahasa dapat ditelusur berasal dari Sansekerta dan Dravida. Karenanya bahasa-bahasa di dunia sangat maju dipandang dari gramatika dan semantik. Contohnya adalah abjad. Semua abjad menunjukkan adanya “sidik jari” dari India yang pada masa itu merupakan bagian yang integral dari Indonesia.

Dari Indonesialah lahir bibit-bibit peradaban yang kemudian berkembang menjadi budaya lembah Indus, Mesir, Mesopotamia, Hatti, Junani, Minoan, Crete, Roma, Inka, Maya, Aztek, dan lain-lain. Budaya-budaya ini mengenal mitos yang sangat mirip. Nama Atlantis diberbagai suku bangsa disebut sebagai Tala, Attala, Patala, Talatala, Thule, Tollan, Aztlan, Tluloc, dan lain-lain.

Itulah ringkasan teori Profesor Santos yang ingin membuktikan bahwa benua atlantis yang hilang itu sebenarnya berada di Indonesia. Bukti-bukti yang menguatkan Indonesia sebagai Atlantis, dibandingkan dengan lokasi alternative lainnya disimpulkan Profesor Santos dalam suatu matrix yang disebutnya sebagai ‘Checklist’.

Terlepas dari benar atau tidaknya teori ini, atau dapat dibuktikannya atau tidak kelak keberadaan Atlantis di bawah laut di Indonesia, teori Profesor Santos ini sampai saat ini ternyata mampu menarik perhatian orang-orang luar ke Indonesia. Teori ini juga disusun dengan argumentasi atau hujjah yang cukup jelas.

Kalau ada yang beranggapan bahwa kualitas bangsa Indonesia sekarang sama sekali “tidak meyakinkan” untuk dapat dikatakan sebagai nenek moyang dari bangsa-bangsa maju yang diturunkannya itu, maka ini adalah suatu proses maju atau mundurnya peradaban yang memakan waktu lebih dari sepuluh ribu tahun. Contoh kecilnya, ya perbandingan yang sangat populer tentang orang Malaysia dan Indonesia; dimana 30 tahunan yang lalu mereka masih belajar dari kita, dan sekarang mereka relatif berada di depan kita.

Allah SWT juga berfirman bahwa nasib manusia ini memang dipergilirkan. Yang mulia suatu saat akan menjadi hina, dan sebaliknya. Profesor Santos akan terus melakukan penelitian lapangan lebih lanjut guna membuktikan teorinya. Kemajuan teknologi masa kini seperti satelit yang mampu memetakan dasar lautan, kapal selam mini untuk penelitian (sebagaimana yang digunakan untuk menemukan kapal ‘Titanic’), dan beragam peralatan canggih lainnya diharapkannya akan mampu membantu mencari bukti-bukti pendukung yang kini diduga masih tersembunyi di dasar laut di Indonesia.

Apa yang dapat dilakukan oleh pemerintah dan bangsa Indonesia ? Bagaimana pula pakar Indonesia dari berbagai disiplin keilmuan menanggapi teori yang sebenarnya “mengangkat” Indonesia ke posisi sangat terhormat : sebagai asal usul peradaban bangsa-bangsa seluruh dunia ini ?

Coba kita renungkan penyebab Atlantis dulu dihancurkan : penduduk cerdas terhormat yang berubah menjadi ambisius serta berbagai kelakuan buruk lainnya (mungkin ‘korupsi’ salah satunya). Nah, salah-salah Indonesia sang “mantan Atlantis” ini bakal kena hukuman lagi nanti kalau tidak mau berubah seperti yang ditampakkan bangsa ini secara terang-terangan sekarang ini.

Demikian kutipan dari Catatan Bang Ferdy Dailami Firdaus tentang Teori Santos secara ringkas. Bagi yang berminat untuk membaca lebih jelas, dapat langsung ke website Profesor Arysio Nunes Dos Santos – Atlantis The Lost Continent Finally Found http://www.atlan.org/ (badruttamamgaffas.blogspot.com)

Rabu, 14 Juli 2010

ulang tahun-oh ulang tahun


kali ini kelas nabla sibuk dengan kegiatan yang tidak begitu bermanfaat, bahkan sampai agamapun juga tidak membmahasnya baik dalam al-quran maupun al-hadis. siapa sih yang tidak punya tanggal kelahira. nabi adam as, sampek dengan nabi Muhammad SAW pun mereka punya tanggal lahir. sampek oraganisasi, ukm dan yang lainnya juga punya tu yang namanya hari jadinya. dan yang aku mpek heran di negara indonesia ini pancasila pancasila pun punya tanggal lahir. sesungguhnya apa sih manfaat tuh hari ulang tahun. jadi heran aku. apa bener dengan kita merayakan hari ulang tahun semua akan berubah jadi baik. kambing aja ga pernah tuh di rayain ulang tahunnya ttep aja dia bisa hidup dengan tenang. beda banget ya dengan kondisi negara ini. tiap tahun semua warga negara indonesia termasuk nenek2 juga ngrayain tuh hari ulang tahun mungkin juga para penghuni alam kubur juga ngrayain yah, termasuk temen kita semua tu achid (semoga tenang disisi-Nya), mungkin dia nih yang ngoprak-ngoprak para penghuni sana biar juga ngadain upacara hari ulang tahun indonesia ya... hehehe. pisss piisss. (jangan di baca pipis yah)...

baru tadi malem nih ngrayain ulang tahun temen. si riska ma si cabul. oh ya ngomong tentang cabul ni orang aslinya namanya bagus loh.. lihat aja di rumah dia dikasih nama ma bokap n nyokapnya Cahyo Budi Utomom, di facebook namanya Cabud Az-Ziqri(sory yah kalow nulisnya salah). yang paling keren lagi di kampung halamnnya dia di panggil dengan nama Budi. pantes banget ya buat calon guru. saluuuuuttt. tapi di kampus karena wajahnya udah rada gimana gitu, (yahu kan maksudq??, kalow ga tahu hubungi aq tak kasih cerita secara lengkapnya)dan akhirnya di kampus dia punya panggilan khusus. CABUL. hehe. sory ya bang.. eh ya kembali lagi ke masalah ulang tahun seperti tradisi para mahasiswa seluruh indonesia dan tak ketingglan para pelajar sma dan smp juga ngikut-ngikut tuh. maka kita selaku temen yang baik ada baiknya ngerjain mereka. bukan bermaksud apa2. cuman ini sebagai ajang tempat balas dendam. heheheh.

terus apa sih makna dari mengingat hari kelahiran kita. padahal di dalam agama pun tidak ada yang mengajarkan hal tersebut??
lah sekarang menurut saya

yang pertama

yang pasti kita sedikit lebih sadarlah kalow kita tuh sekarang dah tua. jadi orang jangan sok-sokan. kita lihat aja semakin tua berarti umur kita untuk hidup di dunia telah berkurang. kurangi makan keadaan dunia dan tingkatkan hubungan dengan akhirat. tapi inget jangan sampai pula meninggalkan apa yang bisa membuat kita senang. untuk kelas nabla. jangan mpek ilang tuh kebudayaan untuk jalan-jalan. hidup hampa tanpa jalan-jalan ki.oh ya gimana kalow akhir kuliah kita ngabisin uang bareng-bareng untuk pergi ke mana gitu. kalow bisa sih ke bali. hehehehe (ngarep aku ki). pasti keren tuh ya.. eh ya balik lagi ah senengnya nglindur. tapii jangan mpek lupa semakin tua umur harusnya jangan cuman dunia nya yang di tingkatin. tapi ibadah harus lebih banyak peningkattannya ... okehhh.

yang kedua
datangnya hari kelahiran kita berarti tu hari yang bersejarah untuk kita bisa berubah. mencoba mengingat kembali apa yang kita telah perbuat di tahun sebelumnya dan mengganti apa-apa yang negatif dengan hal-hal yang baru yang lebih baik. atau mungkin bisa mengganti dengan hal yang terbaik. jangan selalu deh mengerjakan yang itu-itu aja. apa lagi itu hal yang buruk. mulailah intropeksi diri. kita bukan orang yang sempurna low. menurut ilmu statistika kehidupan manusia itu mempunyai kurva berbentuk parabola loh(kata guru fisika ku tuh, pak waluyo sudarmo). saat ini kita terus berkembang berarti kita itu baru membentuk diri kita dan sampai akhirnya kita akan mencapai puncak kejayaan kita. dengan bertambahnya umur kita sebaiknya kita harus ingat nih bahwa kita sekarang udah di puncak atau masih dalam perjalanan ke puncak parabola. perlu di ingat ya kalow kita udah di puncak siap-siap aja menuju kemunduran. terus yang bisa kita lakukan jika kita udah di puncak itu hanya mengulur waktu supaya waktu kita di puncak tuh lebih lama. kalow kita ngga memperbaiki hal negatif yang kita kemarin lakukan berarti perjalanan menuju ke munduran telah mendapat lampu ijo. ati-ati. kalao ane sih semoga ane ga ngalamin tuh hal tersebut. ane berharapnya semoga temen2 ane dan ane juga cepet waktu menuju ke puncak lebih cepet dan waktu untuk menuju kemunduran semoga ga bakal di mulai. hehehehe...

yang ketiga
aduh penyakit pelipa ku kembali muncul ik... aku tadi udah mikir banyak lowh cuman segini yang ke inget... cory yah..

pokoknya jangan pernah lupa bahwa kita itu bukan manusia yang sempurna lah. umur kita di perpanjang berrti yang Kuasa memberikan waktu lebih kepada kita untuk bisa memperbaiki hal-hal negatif yang kita lakukan dan menggantinya dengan hal yang lebih baik. se,moga kita semua bisa melakukannya. amin..

special thanks to semua teman-teman di kelas nabla dan penghuni kos el-nero. khususnya nyonyahq tercinta, anton cg, cabul, tri, bani meca, dewi, agus, obi, sutri, efrin, eka, ambar, rendut, indra, aji,andhika cg, roby, riska, menwa, nila, ida yani dan yang kelupa kesebut yah. semoga kita dapat selalu meramaikan dunia ini. tetep semangat n jangan lupa berdoa. aminnnn...